Penampakkan “BUTO IJO” di Ancol


Di sebuah kawasan elok, di tepi danau nan fantastis, dikelilingi rimbunnya dedaunan menghijau, serta bunga-bunga yang mekar mewangi mengundang kupu-kupu dan kumbang berdatangan mencium aromanya yang mewangi. Timi Emi ditemani Limbuk dan Cepot beserta aneka satwa, ada Doki, Dolpin, Kombi juga teman-temannya sedang bermain di tepian danau, menari, bernyanyi bersenda gurau, begitu riang gembira menikmati persembahan alam yang rupawan, berceloteh burung mendendangkan suara alam yang cantik yang selalu akrab menyapa penggambaran panorama surgawi nan mesra. Mengalun seruling merdu dari angin yang berhembus sepoi membelai rerumputan, melenakan tiap makhluk bernyawa di setiap relung dunia. Memuja Tuhan Yang Kuasa mempersembahkan ke Mahaan-Nya. Di seberang dananu tampak istana indah tempat mereka beristirahat, berdiri kokoh, menawan, elok juga anggun, berwarna pelangi pantulan air danau yang jernih menghijau warna alam.

Ditengah riuhnya canda tawa, tiba-tiba terdengar gelegak tawa yang menghentak dan memekakan telinga, menggelegar bak petir di tengah badai prahara, seiring muncullah makhluk besar setinggi gedung tiga lantai berwarna hijau, menyeringai, memamerkan gigi-gigi bertaring tajam bak pahat tukang batu. Seiring gelegar tawanya yang berulang, pepohonan roboh, dedaunan rontok, bahkan beberapa bagian istana runtuh, Timi Emi dan teman-temannya berhamburan kesegala arah mencari perlindungan dan bersembunyi, di tengah persembunyiannya, Doki merasa penasaran, karena makhluk tinggi besar seperti raksasa tadi menyebut nama Timi Emi, Doki pun bertanya kepada Timi EMi siapa Makhluk tadi sebenarnya, maka Limbi sebagai pembantu Timi Emi pun menjelaskan segalanya, Bahwa Timi Emi dalam pelarian dari kejaran makhluk tadi yang bernama “BUTO IJO”. Dari kelahiran dan juga kematian Bapak Ibu Timi Emi karena kekejaman BUTO IJO.

Kemunculan Buto Ijo yang terus mengejar mengingatkan Timi Emi akan bekal dari Ibunya, berupa garam, biji cabe, biji timun dan terasi, yang semuanya bertuah untuk menghindari kejaran BUto Ijo, maka dilemparlah pertama garam yang langsung menjadi lautan menenggelamkan Buto Ijo, tapi karena badannya yang tinggi besar, Buto Ijo dapat selamat dan kembali mengejar Timi Emi, membabi buta, merobohkan dan merusak alam, menghancurkan semua yang menghalanginya…………………………………

Bagaimanakah kisah selanjutnya, apakah Timi Emi dapat selamat dari kejaran Buto Ijo dan anteknya…?

Datang dan saksikan sendiri kedahsyatan “FANTASTIQUE MULTYMEDIA SHOW” yang akan segera dibuka kembali pada tanggal 25 Agustus 2011, di “OCEAN ECOPARK” Ancol Taman Impian. Datang dan bergembiralah bersama keluarga dan rekan anda, nikmati kemeriahan tarian air mancur, dipadu lampu aneka warna, laser show, fire work, mapping video, waterscreen video, operet tarian, parade Jember  serta dentuman sound system, “TERBESAR DI ASIA TENGGARA” ….. Don’t Miss It…

Wassalam

15 respons untuk ‘Penampakkan “BUTO IJO” di Ancol

  1. SPEECHLESS ane gan nonton shownya!!! bagus banget…eh ada yg tau ga siapa yang memerankan timi emi (timun mas)nya??? itu yg nyanyi juga suara dia bukan ya????

    Suka

  2. Good post. I learn something totally new and challenging on blogs I stumbleupon everyday. It will always be interesting to read through articles from other writers and practice something from other sites.

    Suka

  3. The variations can easily be adapted to envelop stir-fry with an oriental flavor, curries for Indian fare
    and used to serve spinach and other dips for family gatherings and parties.
    Poach the chicken for 20 minutes or until firm when touched remove the
    pan from the heat, uncover, cool the chicken in the liquid for half an hour.
    Sprinkle white pepper, curry and a touch spicy seasoning onto the paper plate.

    Suka

Tinggalkan komentar